Jika Pembuluh Darah Otak Pecah

Pembuluh darah memiliki tugas menjamin pasokan oksigen dan nutrisi pada semua organ vital dalam tubuh. Yang mengejutkan, pembuluh darah seseorang memiliki panjang hingga lebih dari 96 ribu kilometer atau setara dengan dua kali mengelilingi bumi jika ditarik dalam garis lurus.

Tugas pembuluh darah juga terhitung berat karena mereka harus terus-menerus mengalir selama hidup kita. Organ ini mampu mengangkut lebih dari 6800 liter darah tiap hari. Sepanjang usia manusia masih hidup, pembuluh darah akan mengangkut hingga miliaran liter darah ke seluruh tubuh.

 

Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi di beberapa tempat, salah satunya di otak. Jika pembuluh darah pecah terjadi di otak, maka hal ini akan menimbulkan pendarahan otak atau biasa disebut brain hemorrhage. Pendarahan ini akan berakibat fatal karena bisa mengakibatkan matinya sel-sel otak. Sebanyak 13 dari 100 orang yang stroke adalah dikarenakan perdarahan otak.

Anda Lebih Mungkin Mengalaminya jika Berkondisi Seperti Ini

Beberapa hal di bawah ini adalah faktor risiko dan penyebab pembuluh darah pecah di otak sehingga mengakibatkan brain hemmorhage.

  • Tekanan darah tinggi yang terjadi selama bertahun-tahun sehingga menyebabkan dinding pembuluh darah melemah. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan otak.
  • Cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya pendarahan otak pada orang-orang yang berusia di bawah 50 tahun.
  • Aneurisma atau makin lemahnya dinding pembuluh darah yang mengalami pembengkakan. Jika sudah parah, pembuluh darah akan meledak dan membanjiri otak dengan darah sehingga menimbulkan stroke.
  • Angiopati amiloid, yaitu kelainan dinding pembuluh darah yang pada umumnya diakibatkan oleh kolaborasi umur yang kian menua dan tekanan darah tinggi.
  • Adanya tumor pada otak.
  • Kelainan pembuluh darah atau malaformasi arteriovenosa, yaitu lemahnya pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak yang didapat seseorang sejak lahir.
  • Penyakit hati yang biasanya berhubungan dengan peningkatan terjadinya perdarahan internal.
  • Kelainan darah atau kelainan perdarahan, seperti hemofilia dan anemia sel sabit yang berkontribusi terhadap terjadinya penurunan kadar trombosit darah.

Kenali Kondisi-kondisi Gangguan Kesehatan Berikut

Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, beberapa gejala di bawah ini mungkin akan dialami.

  • Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak.
  • Mendadak mengalami kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki.
  • Mata mengalami kesulitan melihat, baik pada salah satu atau kedua-duanya.
  • Sulit menelan makanan.
  • Susah mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan.
  • Sering merasa mual.
  • Muntah-muntah.
  • Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
  • Mengalami masalah terkait kemampuan bahasa, baik ketika menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu.
  • Mengalami kebingungan atau mengigau.

 Penanganan Medis bagi Penderita Stroke akibat Pembuluh Darah Pecah

Bila stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak terjadi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Langkah pertama melakukan pengobatan terhadap pasien pendarahan di otak adalah melalui pemantauan secara intensif. Selanjutnya, menstabilkan tekanan darah dan pernapasan harus segera dilakukan. Jika diperlukan, pasien bisa diberikan ventilator untuk membantu memastikan otak dan organ tubuh mendapatkan cukup oksigen.

Pada pasien yang tidak sadarkan diri, pemberian cairan dan obat-obatan mungkin membutuhkan akses intravena. Pantauan khusus terhadap irama jantung, kadar oksigen darah, atau tekanan dalam tengkorak mungkin diperlukan. Setelah stabil, maka akan ditentukan tindakan apa untuk mengobati pendarahan yang terjadi, misalnya apakah pasien membutuhkan operasi atau tidak.

Banyak pasien yang bisa bertahan hidup setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah mereka pecah di otak. Sayangnya peluang tersebut akan menurun jika pendarahan awal terlalu parah atau terjadi di daerah-daerah vital di otak. Pemulihan yang dibutuhkan pasien bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.

Sebagian pasien yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah sensorik, kejang, sakit kepala, atau masalah ingatan. Maka dari itu, bagi mereka yang selamat dari kondisi ini tetap membutuhkan usaha untuk memulihkan kondisinya secara maksimal, mulai dari terapi fisik hingga terapi bicara.

Perbaiki Pola Hidup Anda Mulai dari Sekarang

Pembuluh darah pecah adalah kondisi yang kebanyakan bisa dicegah, Seseorang disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk  yang dapat memperbesar risiko, seperti merokok dan megonsumsi alkohol secara berlebihan. Selain itu, rutinitas olahraga sepatutnya tetap dipertahankan, yaitu minimal 150 menit per minggu dengan olahraga berintensitas sedang atau 75 menit dengan intensitas tinggi, atau kombinasi keduanya.

Bagi Anda yang mengidap penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, maka mengobati keduanya akan memperkecil risiko terjadinya pembuluh darah pecah di otak. Bagi penderita diabetes, mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh juga bisa membantu mengurangi risiko terjadinya hal ini.

Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi saluran pernapasan atau respiratory tract infections adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan manusia.

 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. Ada dua jenis infeksi pada saluran pernapasan manusia, yaitu:

  • Infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections (URI/URTI), yang meliputi rongga hidung, sinus (rongga berisi udara yang terdapat di sekitar pipi, hidung dan mata), faring (terletak di belakang hidung dan mulut), dan laring (pangkal tenggorokan). Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit pilek, radang sinus atau sinusitis, radang amandel atau tonsillitis, radang pita suara atau laringitis, dan influenza.
  • Infeksi saluran pernapasan bawah atau lower respiratory tract infections (LRI/LRTI), yang meliputi trakea (batang tenggorokan), bronkus, bronkiolus, dan paru-paru. Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit seperti radang pada tabung bronkus atau bronkitis, bronkiolitis, influenza, tuberkulosis dan pneumonia.

Kasus infeksi saluran pernapasan yang paling umum ditemui pada penderita dewasa maupun anak-anak adalah pilek. Infeksi saluran pernapasan dapat menyebar melalui kontak langsung maupun tidak langsung sehingga penting untuk mengetahui apa saja penyebab, gejala, dan penanganan infeksi penyakit ini.

Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi saluran pernapasan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau organisme lain. Infeksi bakteri sekunder juga dapat terjadi pada penderita infeksi saluran pernapasan atas maupun bawah.

Infeksi saluran pernapasan dapat menyebar melalui udara atau sentuhan. Anda dapat tertular infeksi ketika menghirup udara yang mengandung percikan air dari seorang penderita yang bersin atau batuk. Infeksi juga dapat menular bila Anda sebelumnya menyentuh hidung atau mata lalu menyentuh permukaan suatu benda, yang mana kemudian orang lain menyentuh benda tersebut. Selain tempat tinggal, penularan infeksi saluran pernapasan banyak terjadi di fasilitas-fasilitas umum, seperti di sekolah dan tempat penitipan anak sehingga tingkat kebersihan di area ini perlu dijaga sebaik mungkin.

Berikut adalah jenis-jenis infeksi saluran pernapasan beserta virus yang menjadi penyebabnya.

  • Infeksi saluran pernapasan atas, sebagian besar kasus ini ditimbulkan akibat infeksi coronavirus dan rhinovirus. Virus lainnya yang dapat berperan pada infeksi saluran pernapasan atas adalah adenovirus, coxsackieviruses, myxovirus, dan paramyxovirus (parainfluenza, respiratory syncytial virus).
  • Infeksi saluran pernapasan bawah dapat disebabkan oleh bakteri dan virus. Virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah jenis virus influenza A, human metapneumovirus (hMPV), varicella-zoster virus (VZV) atau cacar air, dan respiratory syncytial virus (RSV). Virus-virus ini merupakan penyebab kasus rawat inap paling banyak pada penderita anak-anak. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Beberapa bakteri itu di antaranya adalah H. influenza, streptococcus pneumonia, klebsiella pneumonia, staphylococcus aureus, berbagai bakteri anaerob, dan jenis enterobacteria seperti Escherichia coli. Infeksi bakteri streptococcus pneumonia adalah bakteri penyumbang sebagian besar kasus pneumonia pada penderita infeksi saluran pernapasan. Bakteri Mycobacterium tuberculosis juga dapat menginfeksi saluran napas bawah dan menyebabkan penyakit tuberkulosis.
  • Organisme yang tidak memiliki klasifikasi juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, yaitu mycoplasma pneumoniae, legionella pneumophila, chlamydophila pneumonia, dan coxiella burnetii.

Anak-anak pada umumnya sangat rentan terhadap infeksi saluran pernapasan dan virus lebih cenderung untuk berdiam di tubuh mereka. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak-anak yang belum sempurna.

Gejala Infeksi Saluran Pernapasan

Gejala infeksi saluran pernapasan yang paling umum adalah batuk. Meski begitu, gejala yang berbeda juga dapat menyertai masing-masing infeksi saluran pernapasan, seperti:

  • Infeksi saluran pernapasan atas, pada umumnya memiliki gejala berupa hidung tersumbat, hidung beringus, bersin-bersin, batuk, nyeri otot, dan sakit tenggorokan. Gejala lain yang mungkin timbul adalah hilangnya daya penciuman dan perasa, tekanan pada telinga, rasa perih ringan pada mata, dan demam.
  • Infeksi saluran pernapasan bawah, dapat memiliki gejala berupa batuk berdahak, meningkatnya ritme pernapasan, napas yang tersengal-sengal atau sesak napas, sesak pada dada, dan mengi. Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam yang berulang, kesulitan makan, dan kurang tidur pada bayi dan anak-anak.

Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah batuk yang berlangsung hingga berminggu-minggu, timbul rasa sakit pada dada, kehilangan berat badan, hingga batuk berdarah yang bisa menjadi penyebab paru-paru basah atau pneumonia. Segera temui dokter untuk memastikan diagnosis serta penanganan medis.

Diagnosis Infeksi Saluran Pernapasan

Selain memerhatikan gejala-gejala yang muncul, seperti demam, diagnosis infeksi saluran pernapasan dapat dilakukan dengan cara memeriksa dan mengamati kondisi fisik penderita. Dokter mungkin akan mengukur dan memantau level oksigen dalam darah, atau melakukan pulse oximetry. Metode ini berguna untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gangguan pernapasan dengan melihat tingkat jenuh oksigen. Misalnya pada kondisi pneumonia, tingkat jenuh oksigen dapat mencapai 95 persen atau kurang.

Dokter juga akan mengamati dan menghitung tingkat pernapasan menurut usia, pergerakan dada saat bernapas, atau tes tuberkulin pada kulit untuk mengetahui risiko penyakit tuberkulosis, radiografi dada, tes urine, hingga tes darah untuk memastikan diagnosis infeksi saluran pernapasan.

Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan

Sebagian besar kasus infeksi saluran pernapasan atas dapat diobati sendiri di rumah. Misalnya dengan obat pereda rasa sakit yang dapat dibeli secara bebas, seperti ibuprofen atau paracetamol, atau cukup dengan memperbanyak istirahat serta asupan cairan. Pengobatan ini bertujuan mengurangi gejala dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan. Biasanya infeksi saluran pernapasan atas akan sembuh dalam selama 1-2 minggu. Pada kasus lainnya, pemberian antibiotik dianjurkan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri.

Untuk perawatan di rumah, infeksi saluran pernapasan atas juga dapat diobati dengan obat batuk atau menggunakan campuran madu dan lemon. Vapour rubs atau gel oles yang mengeluarkan uap dapat membantu meredakan hidung tersumbat pada anak-anak dan bayi di atas usia tiga bulan. Sebagian suplemen dan obat-obatan herba dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif, tapi disarankan untuk dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. Anda juga tidak dianjurkan untuk mencoba metode pengobatan lain tanpa sepengetahuan dan seizin dokter.

Penderita infeksi saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia, sebagian besar dapat ditangani sebagai pasien rawat jalan atau melalui perawatan menggunakan antibiotik. Begitu juga dengan penderita bronkitis akibat infeksi virus, masih diperbolehkan mendapatkan perawatan di rumah. Antibiotik yang dipakai akan disesuaikan kepada kondisi dan respons fisik penderita. Salah satu antibiotik yang ramah bagi penderita anak-anak adalah amoxicillin. Bagaimanapun juga, keputusan ini tetap berdasarkan diagnosis dokter sehingga tetap ada kemungkinan penderita dapat dirujuk sebagai pasien rawat inap. Pilihan ini diambil terutama ketika antibiotik tidak dapat berfungsi secara maksimal terhadap penderita anak.

Pada keadaan infeksi saluran napas, segera hubungi dokter jika Anda memiliki kondisi lain yang menyertai, seperti:

  • memiliki penyakit jantung, hati, paru-paru, atau ginjal sebelum terinfeksi penyakit saluran pernapasan.
  • mengalami gejala pneumonia seperti batuk berlendir dengan darah
  • penyakit paru-paru jangka panjang (kronis) seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik.
  • menderita bronkiektasis dan fibrosis kistik
  • memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kehilangan berat badan,
  • memiliki kondisi yang memengaruhi sistem saraf seperti multiple sclerosis
  • batuk yang telah berlangsung selama lebih dari tiga minggu
  • terdapat nyeri dada
  • terdapat benjolan di leher

Komplikasi Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi saluran pernapasan yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi atau memicu timbulnya infeksi bakteri sekunder pada saluran pernapasan bawah. Pada penderita anak-anak, infeksi saluran pernapasan atas dapat berkembang menjadi radang paru-paru, bronkitis, dan peradangan pada laring dan trakea yang membuat anak sulit bernapas. Penyakit asma dapat bertambah parah dan penderita penyakit paru-paru kronis berisiko menjadi lebih sulit untuk ditangani.

Infeksi saluran pernapasan bawah harus ditangani hingga tuntas demi menghindari timbulnya komplikasi, seperti abses paru, kegagalan pernapasan, hipoksia, hingga kematian pada penderita. Segera temui dokter jika Anda memiliki sejarah penyakit gagal jantung atau sedang dalam pengobatan untuk penyakit lain di saat yang sama.

Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan

Memulai kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan sekitar merupakan langkah awal pencegahan infeksi saluran pernapasan yang efektif. Kebiasaan seperti mencuci tangan, mengenakan sarung tangan, dan menggunakan masker dapat membantu mengurangi penularan penyakit. Penderita dapat meminimalkan kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran infeksi saluran pernapasan, terutama pada anak-anak. Gunakan handuk sendiri dan jangan dipinjamkan kepada orang lain.

Pemberian vaksin dapat dilakukan pada penderita infeksi saluran pernapasan bawah yang juga memiliki penyakit paru-paru atau jantung di saat yang bersamaan. Hentikan kebiasaan merokok jika Anda seorang perokok karena dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.

Kapan Membawa Anak Ke Dokter?

Kapan sih seharunya membawa anak ke dokter bila sakit? Ada baiknya kalau kamu mengenali tanda tubuh anak di bawah ini sebagai peringatan untuk segera membawa Si Kecil ke dokter!

 

Demam
Banyak hal yang membuat suhu tubuh mereka meninggi, seperti flu atau bahkan sedang tumbuh gigi. Jika memang suhu tubuhnya masih di bawah 38° dan turun saat diberi obat penurun panas yang bisa dibeli bebas di apotek maka nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi, berbeda persoalannya jika demam Si Kecil sudah nyaris mencapai 39° dan nggak turun meski sudah diberi obat. Segeralah periksa ke dokter anak atau boleh langsung datang ke UGD rumah sakit agar anakmu segera ditindak untuk menurunkan suhu tubuhnya.

Diare

Sama seperti demam, bayi dan balita mudah sekali menderita buang-buang air. Banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah nggak cocok dengan susu formula yang diminum. Tapi, kamu sudah harus waspada dan segera pergi ke dokter jika Si Kecil buang-buang air lebih dari enam kali dalam semalam. Periksa juga kotorannya seperti apa. Jika sudah berbentuk cairan, berlendir, dan berbau sengit, maka segera periksakan anakmu ke dokter atau rumah sakit.

Kejang

Suhu tubuh yang terlalu tinggi akan menyebabkan anak mengalami kejang-kejang. Itu alasannya, saat suhu tubuh mereka sudah mencapai 39° dan nggak turun saat diberi obat, menjadi sebuah tanda jelas untuk segera bawa ke dokter atau rumah sakit. Kejang pada anak ditandai dengan badan yang kaku dan bola mata berbalik ke atas. Perhatikan, anak yang kejang juga biasanya suka menggigit lidahnya secara tidak sadar.

Sering Muntah

Bayi yang memuntahkan sedikit susu yang baru habis diminumnya merupakan hal yang wajar karena bayi belum bisa bersendawa. Tapi, kalau bayi atau balita terus-menerus muntah setelah diberi susu atau makanan, ini artinya ada hal yang nggak beres dengan tubuhnya. Apalagi, jika muntahannya menyembur dengan kuat dan berwarna kekuningan maka sesegera mungkin bawalah ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

Menggunakan USG 3D Yang Benar Boo

Seiring berkembangnya teknologi saat ini, perkembangan USG yang biasanya menggunakan garis dan berwarna hitam putih kini dapat merekam sekaligus melihat dari berbagai sisi janin di dalam rahim dengan menggunakan USG 3 dimensi .

USG merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mengetahui kondisi janin didalam kandungan. Alat ini tersedia di klinik, rumah sakit ataupun puskesmas yang dapat membantu anda mendapatkan informasi seputar janin .

Taukah anda bahwa cara ini sudah diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh seorang pelopor USG diagnostik asal Skotlandia bernama Prof.Ian Donald. Munculnya teknologi ini sangat membantu ahli kebidanan dan alat inipun tidak merugikan perkembangan dan pertumbuhan janin.Hal ini dikarenakan asalnya dokter atau bidan menggunakan foto sinar X atau rontgen yang memiliki radiasi sehingga merusak sel tubuh .

Perkembangan yang semakin canggih, pemeriksaan USG dengan hasil gambar hitam putih atau dikenal dengan USG 2 dimensi kini dapat juga dinikmati dalam rekontruksi 3 dimensi hingga live 3D. Bahkan dalam perkembannya alat yang digunakan menggunakan teknologi komputer yang sangat pesat dalam ukuran dan bentuk yang besar. Asalnya seukuran lemari es kini perkembangan didesain lebih kecil, fungsional, praktis dan ringkas .

Bahkan pemeriksaan USG ini sangat aman untuk janin, kompetensi ini meliputi cara untuk memanfaatkan gelombang ultrasonik sehingga lebih efektik. Cara kerjanya frekuensi diatas 20 KHz atau 20.000 gelombang per detik .Bahkan sumber suara dengan frekuensi 1-20 MHz meskipun pada umumnya hanya menggunakan 3,5 MHz hingga 7,5 MHz sebagai perbandingan gelombang suara yang dapat kita dengar sehari-hari adalah 20-20.000 Hz.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Pemeriksaan USG ?

USG yang dilakukan pada ibu hamil tidak boleh sembarangan bahkan frekuensi pemakainnya harus sesuai dengan aturan.Adapun kesepakatan tim medis dalam melakukan USG adalah pemanfatan yang pertama dilakukan pada usia kehamilan 10-14 minggu. Kondisi ini untuk menentukan apakah ibu positif hamil kemudian untuk mengetahui lokasi janin, mengetahui usia kehamilan,penapisan kelainan bawaan, kehamiilan ganda atau kelainan organ-organ kandungan.

Trimester pertama diperiksa apakah ada tanda untu melihat dan mengetahui kelainan yang dapat diidentifikasi pada trimester pertama yaitu dowm syndrome(DS) atau tidak.

Pemeriksaan wajib kedua adalah ketika usia kehamilan mencapai 28-32 minggu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan bawaan yang baru muncul diakhir kehamilan.Bahkan untuk menegtahui pemantauam pertumbuhan janin dan juga penilaian kesejahteraan janin menjelang persalinan .

Sedangkan apabila akan dilakukan USG sekali saja dapat dilakukan oleh ibu hamil pada usia kehamilan 20-22 minggu. Pada usia kehamilan ini waktu yang terbaik untuk menapis adanya kelainan jantung bawaan,kesehatan janin dan juga kelainan yang dialami oleh ibu.

Kapan Waktu Melakukan USG 3 Dimensi  ?

Sebenarnya ibu hamil cukup memilih USG 2 dimensi pada trimester awal dan akhir kehamilan hanya saja untuk ibu hamil yang ingin melihat lebih jelas keadaan janin dan rahim maka dapat dilakukan USG 3 dimensi.

Meskipun demikian ahli medis lebih menyarankan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG 3 dimensi sesuai dengan kebutuhan saja yaitu ketika adanya kecurigaan yang mengarah pada kelainan kehamilan begitu pula dengan pemeriksaan USG live 3D yang relatif mahal ini.

Penggunaan live 3D sama dengan pemeriksaan USG 3D hanya saja dalam bentuk pemeriksaan calon ibu dapat real-time atau bergerak sehingga dapat memuaskan,menyenangkan dan mendetail pada calon ibu.Dengan demikian dengan menggunakan USG live 3D dapat melihat gerakan janin secara detail seperti menendang, menghisap ibu jari dan sebaginya.

Bahkan dengan bantuan USG live 3D, dokter dapat menemukan adanya kelainan jantung bawaan. Walaupuns sudah diketahui bahwa adanya kelainan jantung bawaan sangat sulit dideteksi karena didalam rahim dengan setelah dilahirkan mengalami perbedaan.

Biasanya calon ibu memeriksakan dengan menggunakan USG 2 dimensi hanya saja jika dokter atau ahli medis menemukan adanya kelainan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut maka akan disarankan untuk menggunakan USG 3 dimensi atau USG live 3 dimensi.

Hanya saja untuk keakuratan diagnosis kehamilan dengan menggunakan USG sangat tergantung pada kompetensi dokter yang memeriksa. Mereka harus mendapatkan sertifikasi pendidikan khusus untuk dapat mendiagnosa lebih pasti.

Pentingnya Sertifikat Pemeriksaan USG

Pemeriksaan melalui USG harus dilakukan oleh ahli medis yang dapat memberikan penjelasan kepada calon ibu mengenai kondisi janin.Kondisi janin terutama pada trimester pertama kehamilan apakah normal atau tidak bahkan menjelaskan kelengkapan anatomi tubuh,kelainan kepala janin, panjang lengan ,panjang paha , lingkar perut, dinding perut, berat badan,usia kehamilan dan lainnya secara sistematis.

Sehingga etika kedokteran yang melakukan pemeriksaan USG harus dokter yang telah mempunyai sertifikat dengan kompetensi dalam bidang USG yang dikeluarkan oleh profesi atau badan dunia semacam WHO.

Sertifikat untuk dokter yang melakukan pemeriksaan USG ini bertujuan untuk menentukan kompeten ketika melakukan USG, teknis mengingat dan juga membaca hasil USG. Sehingga sangat disarankan untuk anda yang akan melakukan USG 3 dimensi lakukan pada dokter yang telah bersertifikat.

Prosedur dan Kesimpulan Penggunaan USG 3 dimensi

Penggunaan USG 3 dimensi disarankan untuk ibu hamil yang teridentifikasi memiliki kelainan pada pemeriksaan pertama menggunakan USG 2 dimensi. Waktu untuk pemeriksaan disarankan oleh dokter sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan. Pemeriksaan USG 3 dimensi bisa lebih dari dua kali disesuaikan dengan informasi yang ingin diketahui oleh dokter.

Meskipun pemeriksaan USG 3 dimensi ini aman untuk kesehatan anda dan janin hanya saja pemeriksaan  yang disarankan untuk kehamilan normal adalah dua kali pemeriksaan selama kehamilan. Pemeriksaan pertama pada usia kehamilan trimester pertama dan usia kehamilan trimesester ketiga menjelang persalinan .

Dengan demikian pemeriksaan menggunakan USG 3 dimensi atau USG live 3 dimensi ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan menggunakan USG 2 dimensi. Apabila ketika anda menggunakan USG 2 dimensi anda hanya akan mendapatkan gambar berupa warna hitam dan putih sedangkan untuk USG live 3 dimensi anda dapat dengan jelas melihat pergerakan janin lebih tampak nyata.

Penggunaan live 3 dimensi ini anda seperti sedang melihat rekaman pergerakan bayi dengan cukup jelas seperti bayi yang sedang menguap, berkedip dan membuka mata. Tentu saja moment ini mengembirakan dan penuh haru selain menunggu kelahiran buah hati tercinta ke dunia, anda dapat melihat perkembangannya yang sehat menjelang persalinan.

Senantiasa untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan sehingga dapat mengetahui kelainan yang mungkin terjadi pada kehamilan anda. Dengan demikian beberapa kelainan dapat diidentifikasi sejak dini dan dapat diupayakan untuk melakukan pencegahan /pengobatan yang sesuai dengan kondisi ibu hamil  dan kesehatan janin terjaga hingga menjelang hari persalinan . Mengingat kondisi ibu hamil berbeda-beda pada masing-masing individunya .